Senin, 27 Februari 2017

Ceritaku yang kedua

Hai sobat kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya dalam matakuliah jurnalistik yang kedua. Pada hari Senin tanggal 27 Februari, kuliah jurnalistik kali ini membahas tentang berita-berita yang telah kelompok-kelompok buat dan bagaimana pengalaman mereka dalam mencari berita tersebut.
Pertemuan ini kita melakukan presentasi, Kelompok pertama mengemukakan berita tentang kebijakan menunjukkan STNK sebelum keluar dari gerbang UIN Sunan Ampel Surabaya, yang kebetulan adalah kelompok saya kami ditanya mengapa kalian mengambil tema STNK ini? Karena kami ingin mengetahui kenapa harus menggunakan STNK kenapa tidak yang lainnya seperti karcis sebab sering terjadi mahasiswa kehilanagn STNK.
Kelompok kedua mengemukakan berita dengan judul pengaruh kondisi kantin terhadap minat beli mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, disini kelompok dua mengatakan bahwa ada pengaruh kondisi kantin dengan minat beli mahasiswa. Kelompok tiga mengemukakan berita yang membahas pentingnya kesadaran diri sendiri terhadap keamanan kampus, kelompok ketiga mengatakan bahwasannya untuk menjaga keamanan sekitar kita harus memulainya dari diri kita sendiri.
Kelompok empat menyampaikan berita tentang kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan, disini kelompok lima membahas bagaimana kebersihan gedung FTK di UINSA. Kelompok terakhir menyampaikan berita denagn judul terkesan mengekang namun menyelamatkan ini membahas tentang peraturan asrama mahasiswa yang berbeda antara asrama laki-laki dan perempuan. Dari semua kelompok menurut Ibu Artika Farmita kekurangan yang perlu diperhatikan dalam membuat berita adalah isi yang kita bahas harus fokus pada satu hal tertentu yang ingin dibahas, karena semua kelompok masih belum fokus pada satu hal melainkan yang dibahas mencakup banyak hal. Dalam menulis berita sendiri kita harus berpedoman pada 5W+1H.

Inilah pengalaman saya dalam mata kuliah jurnalistik yang kedua semoga pembaca bisa mengambil pelajaran dari pengalam yang telah saya sampaikan. Sampai jumpa lagi pada postingan-postingan saya selanjutnya. Terima kasih.

Senin, 20 Februari 2017

Cerita Hari ini

 Perkenalkan nama saya Riana Eka Nurmala anak-anak biasanya manggil Riana tapi kalau di rumah dipanggil Eka. Saya beragama Islam. Hobi saya nonton film dan bersih-bersih. Saya lahir di dusun kemasan, Kecamatan Blooto Kota Mojokerto pada tanggal 14 Mei 1998. Saya anak pertama dari tiga bersaudara, adik perempuan saya bernama azizah, dan adik laki-laki saya bernama mustofa. Ayah saya bernama Achmad Rifa’i dan ibu saya bernama RetiningsiLokasi
h.
Saya akan menceritakan pengalaman saya hari ini. Hari ini adalah hari pertama masuk kuliah yang diawali dengan kelas intensif bahasa arab. Kemudian ada jadwal mata kuliah Jurnalistik pada pukul 10:00. Kuliah ini adalah kuliah pertama disemester dua jurusan PGMI dengan dosen Bu Artika Farmita di kelas pertama ini kami membahas tentang jurnalitik dan mengapa perlu ada mata kuliah jurnalistik dijurusan PGMI. Setelah membahas materi beliau memberikan tugas untuk membuat sebuah berita dengan waktu yang tersisa. Pada tugas ini beliau membentuk kelompok dan saya berada di kelompok satu di dalam kelompok ini saya bertugas sebagai wartawan dengan tiga teman lainnya. Pada siang yang panas saya dan teman saya mencari berita kesana-kemari akhirnya mendapat hasil yang memuaskan. Berita yang kami usung adalah tentang menunjukkan STNK untuk keluar dari kampus UIN Sunan Ampel Surabaya bagi pengguna sepedah motor, yang sudah saya posting beberapa jam yang lalu.
Sekian untuk caatatan hari ini semoga berita yang kelompok kami usung dapat bermanfaat untuk menambah informasi. Sampai berjumpa lagi pada postingan saya yang lain saya ucapkan terima kasih.

Kebijakan menunjukkan STNK sebelum keluar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Di UIN Sunan Ampel Surabaya mempunyai kebijakan yang sudah mendarah daging yakni wajib menunjukkan STNK sebelum keluar dari pintu gerbang kampus di Satpam. Siang ini, Senin (20/2/2017) Mahasiswa PGMI semester 2 UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan sebuah wawancara kepada petugas satpam mengenai kebijakan yang lazim ini, bagi Mahasiswa/i UIN Sunan Ampel Surabaya yang berkendara, sebuah STNK adalah barang berharga yang tak boleh tertinggal saat berangkat kuliah. Kebijakan tersebut telah ditetapkan oleh Rektor bagian umum sejak UIN masih menjadi IAIN. Mengapa harus menunjukkan STNK? Mengapa tidak karcis atau semacamnya? Dalam hal ini seorang narasumber, BapakUmar Sisworo dan M Sulton Arif menjelaskan, karena dengan menggunakan STNK lebih aman dari pada menggunakan karcis dan semacamnya yang kurang efektif karena kendala kendaraan yang parkir di UIN tersebut lebih dari puluhan ribu. Dalam hal ini pasti ada salah dari mahasiswa pernah lupa membawa STNK, sebuah kebijakan dibuat pasti ada solusi sekaligus sanksi jika terdapat sebuah kesalahan. Jika tidak membawa STNK, maka seorang mahasiswa/i menyerahkan identitas diri yaitu KTP,  sementara itu ditahan oleh petugas satpam dan mahasiswa/i tersebut pulang untuk mengambil STNK lalu menukarkannya dengan identitas yang ditahan. Namun, jika mahasiswa tersebut juga tidak membawa identitas maka dari pihak petugas keamanan menyarankan untuk meminta surat pengantar akademik fakultas yang harus disertai stempel. Sementara kebijakan ini dibuat, Alhamdulillah semenjak menjadi  UIN tidak pernah mengalami kejadian kehilangan motor. (redaksi).